Perjalanan Alicia Shafitri dari seorang introvert yang pemalu di SMP menjadi individu yang percaya diri dan berprestasi sungguh menginspirasi. Awalnya, ia cenderung tertutup dan memiliki interaksi sosial yang minim, baru mengenal beberapa teman sekelas selama kelas delapan. Seiring berjalannya waktu, Alicia secara perlahan menjadi lebih sosial dan akhirnya mengemban peran sebagai bendahara kelas. Titik balik terjadi di kelas sembilan ketika ia tiba-tiba diusulkan oleh pemimpin kelasnya untuk ikut dalam lomba bercerita untuk acara bulan bahasa sekolah.
Meskipun mendapat pemberitahuan mendadak dan hanya punya tujuh hari untuk mempersiapkan diri, Alicia menerima tantangan tersebut dengan sepenuh hati. Kejutan bagi semua orang, bukan hanya berhasil memenangkan lomba, tetapi juga meraih posisi pertama. Kemenangan ini membuka peluang untuk ikut dalam kompetisi serupa di sekolah-sekolah menengah atas tetangga, termasuk SMAN 1 Dawarblandong dan SMAN 2 Kota Mojokerto, di mana Alicia berhasil menjadi runner-up. Melalui pengalaman-pengalaman ini, Alicia menyadari nilai dari berbicara di depan umum dan pentingnya proses pembelajaran. Ini bukan hanya tentang memenangkan kompetisi, tetapi juga mengenai pengalaman berharga, pemahaman, dan pengetahuan yang diperoleh sepanjang perjalanan.
Keyakinan dan kesadaran baru ini mendorong Alicia untuk mengejar berbagai kesempatan dan memanfaatkan waktu di SMA dengan sebaik-baiknya. Ia bertujuan untuk aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah, meraih prestasi baru, membangun persahabatan yang berarti, dan mendukung inisiatif positif seperti kampanye anti-korupsi. Alicia menyadari bahwa upayanya ini tidak hanya akan bermanfaat bagi masa depannya sendiri, tetapi juga akan berkontribusi pada kesejahteraan orang lain.
Seleksi dari tahap awal hingga tahap ketiga dilakukan secara daring, menggabungkan antara ketegangan dan tantangan bagi para peserta. Tahap awal memasukkan semua peserta pilihan dari seluruh Jawa Timur, dengan hasil akhir 900 peserta yang berhasil lolos. Perjalanan mereka tidak berakhir di sana, karena tahap terakhir memilih hanya 76 siswa yang akan menjadi perwakilan dari setiap kabupaten dan kota di seluruh daerah. Menariknya, tahap terakhir ini diselenggarakan secara langsung di Surabaya, tepatnya di Hotel Platinum, menambah semangat kompetisi. Persiapan intens dimulai, tidak hanya dari segi akademis tetapi juga dari sisi mental, dengan latihan publik speaking yang intensif dan pembelajaran mendalam mengenai isu korupsi sebagai bagian integral dari seleksi ini.
Dipacu oleh keinginan kuat untuk berkontribusi aktif pada gerakan anti-korupsi, Alicia menegaskan komitmennya untuk melawan gelombang korupsi yang semakin meningkat di negara ini. Inspirasi datang dari kata-kata dalam kata-kata Albert Einstein, “the world will not destroy by those who do evil but by those who watch them witout do anything”, yang artinya “dunia hancur bukan karena mereka yang melalukan kejahatan, tetapi mereka yang hanya melihat tanpa melakukan tindakan apapun” Partisipasinya dalam program Duta Anti Korupsi dipandang sebagai kesempatan untuk mengasah keterampilan pemecahan masalah, mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang tantangan terkait korupsi, dan memperluas jaringan pertemanan. Dedikasinya mencerminkan komitmen yang penuh gairah untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan negara secara keseluruhan.