Bapak-Bapak Beraksi, Lomba Masak Nasi Goreng untuk Hari Ibu

Mojokerto, Jawa Timur — Pada Kamis, 19 Desember 2024, SMKN 1 Sooko adakan lomba masak nasi goreng oleh bapak-bapak. Lomba ini dilakukan sebagai ajang dalam memperingati Hari Ibu Nasional. Bapak-bapak guru beradu keterampilan memasak Nasi Goreng Cina. Ajang ini menjadi candaan bagi ibu-ibu saat melihat bapak-bapak yang fokus memasak dengan antusias yang diperlihatkan oleh apron hingga hat cook yang dikenakan.

Dalam lomba ini, seluruh bahan sudah disiapkan oleh panitia sehingga para peserta tidak diperkenankan membawa bahan apapun dari luar. Adapun penilaian dilakukan oleh juri yang ahli di bidang memasak, yakni Ibu Dra. Prapti Widodo, M.Pd. M.M., Ibu Dra. Sri Sulistyowati, M.M., dan Ibu Ismartini, M.Pd. yang datang khusus dari SMK PGRI Sooko.

Satu jam waktu berjalan, aroma harum bumbu khas nasi goreng sudah tercium dari tempat keenam kelompok bertanding. Setiap kelompok bebas berkreasi dengan nasi goreng nya sesuai dengan ciri khas masing-masing. Kelompok 6 memberi nama nasi goreng kreasinya dengan sebutan “Nasi Goreng Kurikulum.”

Tak kalah kreatif, dari kelompok 2, yang anggotanya adalah bapak-bapak guru pengampu mata pelajaran matematika, nasi goreng kreasinya diberi nama “Trigonometri.” Pak Bagjo menjelaskan, “Diberi nama ini karena banyak unsur segitiga dalam nasi goreng dan plating nya”.

Dalam komentarnya saat melakukan penilaian, juri memberi beberapa masukan tentang pembuatan nasi goreng Cina. Seperti takaran telur sebanyak 4 butir untuk setiap 1kg nasi, penggunaan minyak wijen yang menjadi hal penting pada nasi goreng Cina, serta bawang merah maupun saori yang sebenarnya tidak diperlukan.

Setelah memberi beberapa masukkan, diputuskan hasil peringkat penilaian adalah sebagai berikut:
1. Kelompok 1, dengan 765 poin
2. Kelompok 2, dengan 720 poin
3. Kelompok 6, dengan 690 poin
4. Kelompok 5, dengan 650 poin
5. Kelompok 4, dengan 610 poin
6. Kelompok 3, dengan 600 poin

Ketika ditanya perasaannya, Pak Bag mengatakan, “Sebelumnya kan tidak biasa memasak, jadi tadi ya cuma campur-campur bahan saja. Ada bumbu yg sebenernya tidak boleh dicampur tapi yasudah, soalnya baru tahu pas sudah selesai memasak tadi.”

Dengan diadakannya lomba memasak ini, diharapkan bapak-bapak dapat merasakan dan menghadapi sendiri usaha dan tantangan dalam memasak. Sehingga, para bapak dapat lebih menghargai peran ibu-ibu yang memasak dan menyiapkan makanan setiap hari.

/Fira Amimaisyah, Haya S. Imahzha

Leave a Reply